populasi pernah mengalami nyeri pinggang. sering sekali nyeri pinggang
bersifat ringan dan sembuh sendiri. kejadian berulang dan gangguan fungsional dan diminimaliasi dengan terapi konservatif,
termasuk dengan pengobatan dengan obat, fisioterapi ( panas, cold packs) dan pijat, latihan dan edukasi.
Pemeriksaan radiologi atau ronthgen dan laboratorium biasanya tidak perlu, dengan pengecualian yaitu bagi pasien pasien
yang mempunyai riwayat dan pemeriksaan yang sangat serius dengan nyeri pinggang.
Apabila tidak ditemukan riwayat penyakit sistemik, MRI (magnetic resonance Imaging) biasanya tidak perlu, sampai kurang lebih 6 minggu pengobatan konserfatif.
Untuk Pembedahan atau operasi diperlukan yaitu bagi pasien pasien yang mengalami penurunan neurologis yag berat, dan resisten terhadap pengobatan konservatif.
gejala yang memerlukan pemeriksaan segera
- demam tetap dengan sebab yang jelas
- trauma diniatau trauma ringan terutama apabila usia pasien diatas 50 tahun
- nyeri tidak berkurang baik malam maupun saat istrihat.Nyeri yang timbul karena posisi atau perubahan gerakan
adalah merupakan nyeri karena mekanik, dan tidak berkaitan dengan nyeri akibat gangguan sistemik - Keluhan mengenai kesemutan dan kelemahan anggota badan harus diperiksa secara seksama
- Kehilangan sensoris, dan ketidak bisaan mengontrol BAK (Buang air kecil) dan BAB (buang air besar) merupakan tanda tanda adanya cauda equina sindrome
Pemeriksaan x-ray biasanya bukan merupakan suatu indikasi penyakit pada permulaananya, Pemeriksaan x-ray, MRI, CT scan biasanya tidak dilakukan sebelum 4 minggu, kecuali
- Nyeri pinggang akut ( nyeri kurang dari 3 bulan)
- nyeri pinggang kronis
- nyeri radikuler akut "sciatica" adalah nyeri radikuler dari akar syaraf (S1), atau akar syaraf yang lain yang menyebabkan pola nyeri yang lain
- nyeri radikuler kronis
Pemeriksaan Muskuloskeletal meliputi
- palpasi untuk mengetahui nyeri tekan, panas, eritema (warna merah pada kulit)
- pemeriksaan kekuatan otot dan perbandingan kedua sisi kanan dan kiri, otot fleksor hip,ektensor knee, plantar fleksor ankle, dan dorsi fleksor ankle, dorsi fleksi ibu jari kaki
( atau pasien diminta untuk berjalan jinjit untuk mengetahui kekuatan otot plantar fleksor, dan berjalan dengan menggunakan tumit untuk mengetahui kekuatan otot dorsi fleksi ankle) - pemeriksaan reflex di kedua lutut dan kedua ankle, demikian juga sensorisnya harus dilakukan test